Saya tidak banyak ide ketika ingin mengetik ini, intinya suka sekali dengan kegiatan 1 hari ini, bertemu orang-orang yang inspiratif, yang seru sekali diajak bicara, rasanya seperti bertemu teman lama.
Ketemu sosok-sosok raw model yang setiap perkataannya menjadi sesuatu hal yang saya selalu ingat, seperti pecutan, seperti bahan bakar untuk tersenyum singkat di momen kontemplasi semasa saya di Belanda (termasuk di tanggal hari ini 18 Juni 2022)
Beberapa hal yang saya renungi dan saya syukuri dari StuNed day 2022 adalah
- Saya bersyukur menjadi awardee StuNed 2021, rasanya hampir tidak percaya bisa bertemu dengan kawan-kawan yang luar biasa ini, dan PR saya adalah menambahkan bahan bakar optimisme agar pulang bukan hanya selesai untuk menikmati investasi StuNed di diri saya, tapi juga menekan diri saya lebih lagi agar lebih berdampak, bermanfaat bagi orang lain.
- Saya merasa belum puas dengan apa yang saya sudah lakukan di Belanda 10 bulan ini, rasanya saya seperti ingin belajar lebih banyak, tapi tenaga saya juga terbatas. Saya hargai usaha saya, tapi saya masih belum puas.
- Jika bu Indy tanya di titik mana saya dalam grafik itu, saya menempatkan diri saya di angka 3, tapi kadang saya masih bisa terperosok jatuh ke 2 bahkan bisa dengan mudah menanjak ke 4. Saya tau saya akan menuju ke-4, karena saya terkadang rindu tempat ini (Belanda) walaupun saya masih duduk manis mengerjakan tugas dan mempersiapkan diri untuk ujian 2 minggu lagi.
- Melihat antusiasme kawan kawan pemapar tulisan di lapak ilmiah hari ini membuat saya merasa tercambuk, betapa passionate nya mereka, tulisan mereka mengantarkan insight baru untuk saya, dan membuat saya bertanya ke diri saya, apakah saya sudah cukup peduli dengan kesempatan dan apakah saya nyaman dengan menjadi biasa biasa saja?
- Terakhir, saya bersyukur menjadi bagian dari StuNed, saya merasakan kepedulian pihak Nuffic Neso terhadap awardee dan terhadap Indonesia tentunya (rasanya tidak realistis sekali dan ‘sok’ nasionalis kalo kita bicara dedikasi terhadap Indonesia). Tapi, pertemuan ini membuat saya bertanya kembali ke diri saya, apakah saya akan biasa biasa saja nanti, membanggakan gelar MSc yang merupakan sederetan huruf saja, predikat yang sebenarnya saya tidak begitu butuh melainkan hanyalah kompetensi dan semua pembelajaran yang dibungkus rapi lah yang saya lebih ingini.
Dari renungan tersebut tentu saya ingin bertolak untuk lebih baik, memperbaiki nilai, memahami segala materi kuliah lebih dalam, mencoba menulis tulisan ilmiah, merencanakan masa depan, mengatur keuangan, cuci piring, cuci baju, rapikan lemari, dan semua mua nya.
Senang bertemu di hari ini, inilah tulisan tanpa rencana, sampai bertemu di StuNed 2023, dimana saya sudah seharusnya berkembang jauh jauh lebih baik daripada sekarang.
Afif Taufiiqul Hakim,
Enschede, 18 Juni 2022