Menghargai Air Melalui Karya, Tulisan saya untuk Kompetisi yang diselenggarakan oleh PU PR x Tempo. Dipublikasikan pada 16 Maret 2021 di blog saya sebelumnya.
Pada dasarnya air adalah salah satu sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan manusia. Walaupun hanya kurang dari 1% air yang bisa dimanfaatkan di bumi, kegunaan air di kehidupan sehari-hari sangat bervariasi mulai dari kegiatan budaya, produksi energi, konsumsi sehari-hari dan media untuk berinovasi. Banyaknya sudut pandang tentang kegunaan air ini menunjukkan bahwa air adalah salah satu sumber yang wajib dilestarikan, yang juga sebagai bentuk usaha untuk melestarikan kehidupan di masa sekarang dan di masa mendatang.
Salah satu kegiatan yang lekat dengan penggunaan air khususnya dalam hal budaya adalah Festival Erau. Bagi masyarakat yang tinggal di Kota Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur, kegiatan ini adalah pesta rakyat yang pertama kali dilaksanakan pada tahun 13001. Dalam festival ini, salah satu kegiatan yang paling khas adalah Belimbur, dimana warga dan pengunjung saling siram menggunakan air sungai Mahakam. Belimbur dimaksudkan sebagai bentuk penyucian diri dan lingkungan dari pengaruh-pengaruh negatif1. Dari informasi ini juga dapat kita ketahui bahwa keberadaan air menjadi sangat penting untuk prosesi kegiatan Belimbur ini, dan tidak menutup kemungkinan untuk kegiatan budaya lainnya di Indonesia.
Selain dalam hal budaya, air menjadi tulang punggung untuk memastikan cahaya di pulau Jawa, Bali dan Madura melalui Waduk Cirata. Dengan fungsi PLTA yang mampu memikul beban puncak, Waduk Cirata mampu membangkitkan listrik setara 428 ton bahan bakar minyak per tahun untuk pembangkit diesel2. Berdasarkan informasi ini, air bukan hanya menjadi penjamin adanya ketersediaan listrik, namun air menjadi usaha dalam mengurangi polusi di lingkungan kita.
Berpindah ke timur Indonesia, air membuat saudara-saudara kita di Nusa Tenggara Timur berjalan jauh untuk merasakan manfaatnya. Berdasarkan informasi dari media, sejak bulan Februari 2020, saudara kita di 24 Kecamatan di NTT harus menempuh perjalanan lebih dari 3 km karena keterbatasan air bersih di sekitar lingkungan mereka. Mirisnya, air yang didapat juga hanya seperti air kubangan atau sumber yang aliran airnya kecil. Selain itu, kalaupun ingin membeli air ke pengusaha air setempat, saudara kita harus mengeluarkan uang sebesar 75 ribu sampai 350 ribu rupiah3. Dengan kondisi seperti itu, kita dapat refleksi kembali bahwa air juga bisa menjadi barang mahal yang belum tentu dapat dinikmati semua kalangan.
Masih di NTT, air menjadikan seseorang beradaptasi dan berinovasi. Dengan keterbatasan ketersediaan air, Yance Maring (30) membuat sistem irigasi tetes berbasis aplikasi smartphone. Di lahan 1 hektare-nya, 2 jenis tanaman yaitu tomat dan lombok ia tanam. Dan untuk mengelola kondisi tanaman, aplikasi di smartphone-nya dapat mengontrol sistem pengairan, sensor NPK tanah, sensor pH tanah, dan lain-lain4. Dengan kecanggihan teknologi ini, dapat diketahui bahwa air dapat digunakan seefisien mungkin dan setelahnya hasil tanaman dapat dinikmati.
Dari berbagai contoh-contoh yang sudah disebutkan, dapat diketahui bahwa air tidak hanya penting untuk satu kelompok masyarakat. Melainkan, air adalah unsur yang sangat esensial untuk kelangsungan hidup kita semua. Tanpa ketersediaan air, budaya mungkin bisa saja menghilang, kota-kota bisa saja menjadi gelap atau kualitas udaranya menurun, orang-orang bisa saja berjalan lebih jauh lagi, dan bahkan inovasi akan terhenti. Singkatnya, tanpa air maka tidak akan ada peradaban, lantas sejauh mana usaha kita untuk melestarikan?
#HariAirDuniaXXIX2021 #MengelolaAirUntukNegeri #SigapMembangunNegeri
Referensi:
- Semarak Festival Erau di Tenggarong Diakses pada tanggal 10 Maret 2021. Tautan: https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/semarak-festival-erau-di-tenggarong/
- Mengenal PLTA Cirata penunjang listrik Jawa, Bali, Madura diakses pada tanggal 11 Maret 2021. Tautan: https://www.gatra.com/detail/news/426895/ekonomi/mengenal-plta-cirata-penunjang-listrik-jawa-bali-madura
- Krisis, Warga 24 Kecamatan di NTT rela berjalan 3 kilometer untuk air bersih. Diakses pada Tanggal 11 Maret 2021 Tautan: https://www.kompas.tv/article/110534/krisis-warga-24-kecamatan-di-ntt-rela-berjalan-3-kilometer-untuk-air-bersih
- Mengintip Sistem Pertanian Canggih Besutan Petani Millenial Asal Sika. Diakses pada Tanggal 12 Maret 2021. Tautan: https://www.liputan6.com/regional/read/4501782/mengintip-sistem-pertanian-canggih-besutan-petani-milenial-asal-sikka